Rabu, 28 Juli 2010

Panda Nababan- wartawan Indonesia dan politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).


Panda Nababan


Panda Nababan (lahir di Siborong-borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 13 Februari 1944; umur 66 tahun) adalah seorang wartawan Indonesia dan politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Kedua orangtuanya, yaitu Jonathan Laba Nababan dan Erna Intan Dora Lumbantobing, bekerja sebagai guru.

Pendidikan

Nababan belajar di SMP Nasrani di Medan lulus pada 1959 kemudian melanjutkan ke SMA di lembaga pendidikan yang sama dan lulus pada 1962. Selesai dari SMA, ia melanjutkan ke Universitas Nommensen di Pematangsiantar hingga 1963, lalu pindah ke Jakarta dan masuk ke Universitas Bung Karno hingga 1966. Ia pindah lagi dan masuk ke Perguruan Tinggi Publisistik, Jakarta (1968-1969). Pada 1979 ia memperoleh kesempatan untuk mendalami studi Jurnalistik di NRC Handelsblaad, Rotterdam.

Pekerjaan

Nababan pernah bekerja sebagai wartawan di Harian Umum Warta Harian (1969-1970), Redaktur Harian Umum Sinar Harapan, (1970-1987), Wakil Pemimpin Umum Harian Umum Prioritas (1987-1988) dan Kepala Litbang Media Indonesia (1988-1989).

Salah satu puncak prestasinya sebagai wartawan ialah ketika ia memperoleh penghargaan jurnalistik Hadiah Adinegoro pada 1976.

Organisasi, dunia politik

Sejak masih menjadi mahasiswa, Nababan telah aktif dalam kegiatan organisasi. Pada 1963 ia menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Ia kemudian menjabat ketua Departemen Organisasi dari Gerakan Mahasiswa Bung Karno di Jakarta (1963-1966). Sebagai wartawan, ia menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia (1970-1975).

Pada 1993 Nababan mulai aktif dalam dunia politik ketika ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia. Ketika pada 1998 PDI dilanda kemelut kepemimpinan, Nababan memilih bergabung dengan PDI-P hingga sekarang, dan menjadi anggota DPR Republik Indonesia dari Fraksi PDI-P.



keluarga

Nababan menikah dengan Ria Purba dan mempunyai tiga orang anak, yaitu Putri, Putra, dan Anggi.

Pranala luar
Panda Nababan: Dari Wartawan ke Politisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar